Skip to content

5 Langkah Rahasia Menjadi Pede

Kali ini gue mau share artikel yang agak panjang mblo. Soalnya banyak orang yang nanya ke gue “Bang, gimana caranya jadi pede?”. Pertanyaan yang sangat generik, terlalu luas dan ga akan pernah ada jawaban one size fits all. Setiap orang jadi ga pede atau malah minder karena banyak hal. Mungkin trauma masa lalu atau semacamnya.

Gue beberkan disini aja yah mblo. Gue sebelum jadi bajingan dan dikenal dengan panggilan “Bajing” sebenarnya gue ini orang yang minderan abis. Penyebabnya udah gue identifikasi dan itu berasal dari keluarga gue yang otoriter.

Semua keputusan gue dianggap salah oleh orangtua gue dan yang paling parah kakak perempuan gue itu judesnya minta ampun, hal-hal kecil selalu diributkan sama dia. Ini berlangsung dari ketika gue masih bocah sampai usia kerja.

Gue terdoktrinasi oleh “keluarga adalah segalanya”, “hormati orang yang lebih tua dari lo” yang umum menjadi norma di masyarakat. Itulah sebabnya bahkan ketika gue mengalami mental abuse sepanjang gue beranjak dewasa gue menerima aja.

Sampai satu hari gue sadar, bahwa problemnya ga akan terselesaikan apabila gue ga mengakui bahwa hal yang menjadi problem adalah sumber permasalahannya.

Ini yang gue rasa menjadi salah satu sandungan bagi kebanyakan orang. Player/playboy diluaran sana sangat sedikit, dan gue yakin bapaklo jarang ada yang playboy yang ngajarin anak-anaknya secara santai dan asik. Karena rata-rata mayoritas orang, termasuk orang tua elo dan gue, terdoktrinasi dengan norma masyarakat yang terlalu kaku.

Orang-orang yang pede, kalo gue perhatiin, rata-rata mereka cerita kalo bapaknya bisa dianggap “teman”. Seorang teman gue yang playboy katanya bapaknya ngajarin dia buat deketin cewek dan cuma satu nasihat yang diajarkan sama bapaknya ke dia “lo terserah mau ngapain asal jangan hamilin anak orang!”, dan katanya dia selalu disuplai kondom sama bapaknya yang mana dalam arti, lo mau tidurin cewek ya terserah juga, asal pake kondom.

Teman gue yang lain, katanya bapaknya sering ngajak dia minum-minum dan nongkrong bareng semua teman bapaknya. Jadi dia ga ngeliat usia atau status dalam keluarganya. Dan hasilnya teman gue ini memang pede.

Teman gue yang lain sempat keceplosan ngatain bapaknya “gebleg” di depan kita orang waktu kumpul-kumpul, tapi bapaknya ngakak-ngakak aja dan ngebalikin candaan temen gue itu.

Nah, bapak gue? Hidup gue udah lempeng selempeng-lempengnya, engga pernah berbuat kejahatan, ga pernah tawuran, ga pernah ngerampok, ga pernah ngobat atau semacamnya, masih salah. Pasti ada aja yang dikritik sama dia. Dan itu berlangsung seumur hidup gue. Itulah yang menyebabkan rasa percaya diri gue ancur berantakan.

Terus, gimana caranya menyembuhkan diri dari rasa minder?

Jadi, langkah pertama adalah mengakui bahwa keluarga gue engga sempurna. Tapi bukan berarti gue berdiam diri menerima mental abuse dari keluarga gue gitu aja, gue menjauhkan diri dari keluarga gue. Gue pindah ke daerah lain.

Dan ya solusi ini memang cukup mujarab, karena gue berasa lebih happy, lebih sehat dan yang pastinya karir gue meningkat, walau perlahan namun pasti. Bahkan gue walaupun bukan seorang salesman, sempat memegang jabatan sales manager, dipercayakan memimpin para sales berpengalaman di bawah gue.

Langkah kedua, mencoba segala hal. Keluarga gue yang kolot, melarang gue mencoba ini itu, dengan alasan ya itu “salah” menurut masyarakat. Diluar itu gue juga bergaul dengan semua orang, engga memandang profesi atau latar belakang orang tersebut supaya engga berasumsi yang engga-engga. Dalam arti belajar untuk tidak menjudge orang dari sampulnya.

Langkah ketiga, pahami bahwa ga ada hal yang instan di dunia ini. Lo beli mi “instan”, itu lo harus masak air dulu kan? Instan dari HONGKONG! Pahami bahwa proses itu lebih penting daripada hasil. Dan jangan terlalu terpatok kepada hasil (outcome), tetapi selalu pelajari apa yang elo alami selama elo menjalankan PROSESNYA. Hasil akan datang dengan sendirinya apabila elo MENGHORMATI PROSES.

Langkah keempat, jangan takut gagal. Gagal itu bagus. Gagal itu artinya elo MENCOBA.

“I have not failed. I’ve just found 10,000 ways that won’t work.” – Thomas A. Edison

“Gue bukan gagal, tapi gue menemukan 10.000 cara yang ga bekerja”. Semakin sering elo gagal, semakin dekat elo dengan apa yang elo ingin raih. Ada orang yang mentertawakan elo karena kegagalan elo? Pikirkan aja, kalo ada orang yang ga pernah gagal, itu artinya dia ENGGA PERNAH MENCOBA.

“Tapi kalo gagal, biasanya jadi ga pede lagi”. Itu karena elo masih menganggap kegagalan sebagai hal yang jelek. Cara gampangnya, ganti kata “gagal” dengan “pengalaman” dalam otaklo.

Ini berlaku di semua bidang, dan gue berani bilang, semua enterpreneur kelas kakap paham akan hal ini. Lo kira Elon Musk jadi orang terkaya di dunia melewati jalan yang mulus kayak tol gitu? Lo kira Bill Gates dan Steve Jobs ga pernah gagal? SERING! Bedanya apa? Bedanya ketika mereka gagal, mereka MENCOBA TERUS!

Lo sekarang jalan kaki, udah ga mikir kan? Tapi inget ga ketika elo pertama kali belajar berjalan waktu bayi? Pernah jatoh? Pasti sering! Nah kalo waktu lo bayi gagal belajar jalan sekali terus udahan, apa bisa lo jalan kaki sekarang kayak bernafas?

Sama juga dengan para PLAYBOY. Mereka semua terbentuk sepanjang hidup mereka, bukan playboy dari lahir. Mana ada bayi baru lahir ngedipin suster/bidan yang hot terus minta nomer telponnya? Engga ada kan?

Lo lihat sales di mal atau yang suka bagi-bagi brosur. Mereka kalo GAGAL ngasih brosur ke orang yang lewat di depan mereka, terus apa yang mereka lakukan? Meratapi nasib mereka? Marah dengan dunia yang kejam? Engga kan? Mereka cari calon customer lain yang mau ngambil brosur dari mereka.

Langkah kelima, HAVE FUN. Semuanya akan baik-baik saja. Lo engga sepenting yang lo kira. Lo gagal ditertawakan semua orang, ya sudah beberapa hari kemudian orang akan melupakan kejadian tersebut. Lo mati, beberapa orang akan berduka selama beberapa hari, setelahnya mereka bakal melanjutkan hidup mereka. Itulah sebabnya, ga usah terlalu memikirkan apa yang dipikirkan orang lain tentang elo.

Karena elo gagal mereka ga akan membantu elo. Ketika elo sukses barulah mereka akan mendatangi elo. Itu berani gue jamin.

Impactnya kemana nih kalo lo pede? Ke SEMUA aspek hiduplo. Ya karir, ya keuangan, ya percintaan. Lo ditolak satu cewek ya udah masih banyak cewek lain kan? Lo di kantor pada sibuk ngejilat bos, lo PEDE dengan kemampuan dirilo, boss-boss gue berani jamin bisa deteksi para penjilat dari jarak ratusan meter.

Boss-boss itu kurang lebih mirip sama cewek hot, mereka bosen dijilat, dipuji-puji atau semacamnya. Kalo lo PEDE lo sadar akan hal ini dan bakal mengejar prioritas yang lebih penting dibandingkan mencoba mengambil hati boss elo. Dan hal ini yang biasanya bakal dilihat oleh para boss yang memang benar seorang pemimpin. Kalo si boss demen dijilat ya mungkin memang culture tempat kerjanya kagak beres.

Contoh lainnya, ketika gue mendapat proyek dari Singapore, gue pengen ngajak teman gue. Yang ada temen gue itu ending-endingnya kebanyakan nanya, yang mana gue jadi males ngajakin dia lagi. Gue dapet proyek itu ga ada tuh yang ngajak-ngajak gue, tapi gue PROAKTIF mencari sendiri.

Keuangan, lo bakal lebih pede mengambil keputusan dalam menginvestasikan uang elo. Ga perlu nunggu-nunggu teman atau nanya kesono kemari, tapi elo lebih mempercayai analisa dan pertimbangan yang telah elo perhitungkan.

Begitulah kura-kura mblo. Jadi, masih betah lo ngurung diri nonton bokep melulu? Masih betah meratapi nasiblo karena lo melarat? Belum bosen mengasihani diri sendiri? Silakan aja. Itu semua keputusan elo.

Best regards,

Jon Bajing

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *


Jurus Dewa Cryptocurrency : Menghasilkan Ribuan Dolar dari Cryptocurrency
PENAWARAN TERBATAS!!! DISKON GILA UNTUK LAUNCHING!!!