Siapa yang engga kenal dengan perusahaan Google? Jaman sekarang orang kalo berinternet kalo engga mampir ke social media kayak Instagram, Whatsapp dan Facebook atau konten video kayak Tiktok dan Youtube ya biasanya cari di Google.
Dan semua aplikasi tersebut bisa diakses melalui perangkat handphone yang mana jaman sekarang juga bahkan abang-abang bakso pun sering gue lihat punya dua. Kalah gue, handphone gue cuma Xiaomi Mi A1 tahun 2017.
Anyway belakangan ini Meta (Instagram dan Facebook), Google, Microsoft dan Amazon banyak melakukan PHK. Yang mana ini sama sekali ga diduga oleh semua kalangan terutama setelah pandemi selama 2 tahun menimpa dunia.
Logikanya karena seluruh dunia melakukan lockdown semua toko atau usaha offline babak belur dan semua usaha online naik daun karena orang-orang jarang ada yang bisa keluar rumah dan lebih memilih melakukan semuanya melalui internet.
Termasuk bekerja. Dari sinilah istilah WFH atau Work From Home menjadi populer dan aplikasi Zoom popularitasnya melejit.
Oke cukuplah kita bahas soal Google dan perusahaan internet lainnya. Yang mau gue sampaikan adalah, perusahaan-perusahaan tersebut adalah perusahaan yang mendapat urutan 10 terbesar di dunia, berdasarkan market capitalization (nilai/valuasinya).
Perusahaan-perusahaan tersebut berdiri sejak akhir tahun 90an; yang tertua itu Microsoft, tahun 75, Amazon tahun 95 dan Google tahun 98. Yang artinya, rata-rata perusahaan-perusahaan ini bertahan selama hitungan dekade.
Memegang jabatan di perusahaan-perusahaan tersebut bukanlah berarti elo aman. Ya memang, kalau lo ada track record bekerja di Google atau Microsoft, ada kemungkinan lo relatif lebih mudah mencari pekerjaan di tempat lain. Tetapi percaya aja, kenyataannya engga seperti itu.
Sama aja seperti lo menjadi lulusan terbaik di kampus terkenal dengan IPK 4. Lo bangga-banggain ijasah elo, tapi realitanya engga seindah apa yang diumbar masyarakat kan?
Tetap, mencari pekerjaan itu sulit dan yang lebih parah lagi biasanya orang-orang seperti ini (yang pernah bekerja di perusahaan besar atau lulusan kampus ternama) biasanya gengsi “turun level” misalnya kerja di perusahaan yang lebih kecil atau kerja di perusahaan yang tidak sesuai dengan jurusan yang diambilnya sewaktu kuliah.
Kok gue tau? Ya tau, karena gue pernah mengalaminya dan tersandung di hal yang sama.
Nah, sekarang para karyawan Google yang kena PHK tersebut, rata-rata dari yang gue baca artikelnya, pada kebingungan, pada panik. Kenapa? Mereka terbiasa dimanjakan oleh Google. Terbiasa disuapin selama belasan tahun ketika mereka bekerja disana. Engga tau gimana caranya cari uang dengan cara lain selain menjadi karyawan.
Dan apabila elo belum menyadarinya, perusahaan akan membentuk elo untuk menjadi SPESIALIS. Kalau lo pernah lihat meme di internet “YOU HAD ONE JOB”, dalam arti lo dibayar untuk melakukan satu hal spesifik berulang kali, selama elo bekerja di perusahaan tersebut, bertahun-tahun. Dan bila elo engga menyadarinya, berhati-hatilah.
Inilah yang gue maksudkan dengan HANYUT dalam buku Jurus Dewa Harta.
Ya memang, buku ini bukanlah petunjuk absolut. Tetapi setidaknya akan memberikanlo salah satu alternatif penghasilan, yang sukur-sukur bisa menjadi penghasilan utama elo.
Hal lainnya yang gue pahami selama ini, semua permasalahan, drama dan politik di kantor ga lain dan ga bukan karena elo diwajibkan untuk berinteraksi dengan orang lain. Menuruti atasan elo, walaupun dia bajingan yang lo benci banget atau bawahan elo yang sering ngebandel atau ngelawan ketika elo memberi dia tugas.
Nah, bagaimana kalo elo bisa menghasilkan uang tanpa harus berinteraksi dengan siapa-siapa? Bahkan dengan gadget elo yang lo miliki saat ini, seadanya? Dengan handphone saja?
Tapi yang jelas, apabila lo menguasai apa yang diajarkan di dalam buku ini, disiplin dalam menjalankan instruksinya, lo kena PHK pun lo bakal cuek. Karena lo mampu mandiri dengan modal yang sangat minim. Ga mau? Ya sudah, nikmati saja pekerjaan 9-5 elo yang sangat nyaman itu.
Best Regards,
Jon Bajing
